• DH08 carousel
  • DH05 carousel
  • DH01 carousel
  • DH09 carousel
  • DH06 carousel

Sebagai seorang perancang interior, pendiri Jomecowood, Joseph Teoh, selalu memiliki hasrat untuk menggunakan bahan dari kayu. “Sangat penting untuk menghadirkan alam dan bahan alami ke dalam rumah,” katanya, “Bahan tersebut bisa menambahkan kehangatan dan gaya tersendiri. Saya selalu mencoba dan menyertakan sekitar 30% bahan kayu ke dalam rancangan akhir”.  Jadi, pada tahun 2007, saat seorang rekan bisnisnya ingin menutup bisnis impor kayu di Malaysia untuk pindah ke luar negeri bersama keluarganya, Joseph mendapatkan tawaran untuk mengambil alih persediaan kayu yang tersisa. Ini merupakan suatu langkah yang ambisius, namun dia yakin bisa memanfaatkannya dengan baik.

Saya menyukai rancangan dari Eropa dan ingin menjelajahi bagaimana saya bisa menghadirkan beberapa prinsip tersebut ke Malaysia. Saya memutuskan untuk mulai dengan rancangan dapur.” Pada saat itu, pasar premium di Malaysia memiliki preferensi yang kuat terhadap bahan batu alam. Teoh mengatakan bahwa dia meluangkan waktu selama 6 bulan untuk meyakinkan orang-orang bahwa kayu merupakan bahan alternatif yang bisa diandalkan dan indah: “Pola pikir sebelumnya adalah bahwa kayu digunakan sebagai talenan untuk memotong bahan makanan.” Dia mulai dengan membuat model dapur dengan rancangan dudukan sepanjang 3 meter menggunakan bahan American walnut dan menampilkannya di acara pameran dapur setempat selama 3 hari. “Orang tidak bisa tidak menyentuhnya,” katanya, “mereka bertanya, ‘ini sungguhan?’ ‘Ini bukan laminasi?’ Saya memberikan edukasi tentang betapa mudahnya melakukan tindakan pemeliharaan dan bahwa ini merupakan pilihan yang bersifat ramah lingkungan”. Pameran pertama tersebut menghasilkan 57 pesanan dan menetapkan Jomeco sebagai perusahaan yang memproduksi bagian permukaan dapur dari bahan kayu padat.

Teoh merupakan seorang perfeksionis dan sangat khawatir terhadap kurangnya keahlian lokal dalam kegiatan produksi, khususnya proses akhir untuk menghasilkan standar mutu yang cukup tinggi. Rekan bisnis yang semula menyediakan kontainer berisi kayu tersebut setuju untuk kembali dan membantu tim produksi Jomeco dari segi pengaturan dan pelatihan. Jomeco kini mempekerjakan 40 orang di pabriknya di Sungai Buloh, Selangor, yang sangat memperhatikan rincian-rincian kecil yang ada. 

Setelah dapur, yang menurut Teoh adalah ‘titik masuk untuk renovasi’, perusahaannya dengan cepat berkembang dan kini bisnisnya memproduksi panel dinding kayu, furnitur, serta layanan perancangan dan pembuatan produk. Suatu proyek yang baru-baru ini sangat dia banggakan adalah renovasi bungalow di Damasara Heights. Rancangannya memberikan nuansa industri, diimbangi dengan lantai yang menggunakan bahan American walnut, dan meja kerja yang luas dan terlihat melayang sepanjang 9 meter yang juga terbuat dari bahan American walnut. 

Teoh kadang-kadang menggunakan berbagai jenis kayu impor yang berbeda, namun dia tetap menyukai hardwood Amerika. “Pasokannya lebih konsisten,” katanya, “sangat baik dari tingkat kekerasan dan mutu, dan juga bisa dikeringkan dengan baik.”  Teoh juga memperhatikan bahwa spesies hardwood Amerika memenuhi permintaan pelanggan yang semakin meningkat terhadap bahan yang bersifat ramah lingkungan. “Rantai pemahaman bersifat penting, dan jika kita bekerja sama dengan arsitek, maka bahan yang memenuhi peringkat hijau akan dibutuhkan.

Kisah sukses Jomecowood merupakan salah satu buah karya dari hasrat, kerja keras, dan keberuntungan, namun juga pemikiran bisnis yang cerdik, yang mampu menemukan peluang dan tren perancangan serta menggabungkan kedua unsur tersebut.

 

www.jomecowood.com